Pendidikan
kemataraman merupakaan pendidikan yang menggunakan nilai-nilai luhur kebudayaan
sebagai bentuk pendidikan karakter. Oleh karena itu filsafat yang berkaitan
dengan pendidikan kemataraman adalah aliran esensialisme dan perenialisme. Aliran Filsafat Esensialisme adalah
suatu aliran filsafat yang menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan
lama.
Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada
nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.
Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda
dengan progresivisme. Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar
berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk
perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang
memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai
terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Aliran Esensialisme bersumber dari filsafat idealisme
dan realisme. Sumbangan yang diberikan keduanya bersifat eklektik. Artinya, dua
aliran tersebut bertemu sebagai pendukung Esensialisme yang berpendapat bahwa
pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan.
Artinya, nilai-nilai itu menjadi sebuah tatanan yang menjadi pedoman hidup,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Nilai-nilai yang dapat memenuhi adalah
yang berasal dari kebudayaan dan filsafat yang korelatif selama empat abad yang
lalu, yaitu zaman Renaisans
Perenialisme diambil dari kata perennial, yang
dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English diartikan
sebagai “continuing throughout the whole year” atau “lasting for a very long
time” – abadi atau kekal. Dari makna yang terkandung dalam kata itu adalah
aliran perenialisme mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada
nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat kekal abadi. Perenialisme melihat
bahwa akibat dari kehidupan zaman moderen telah menimbulkan krisis di berbagai
bidang kehidupan umat manusia. Mengatasi krisis ini perenialisme memberikan
jalan keluar berupa “kembali kepada kebudayaan masa lampau” regresive road to
culture. Oleh sebab itu perennialisme memandang penting peranan pendidikan
dalam proses mengembalikan keadaan manusia zaman modren ini kapada kebudayaan
masa lampau yang dianggap cukup ideal yang telah teruji ketangguhannya.
Asas yang dianut perenialisme bersumber pada filsafat
kebudayaan yang terkiblat dua, yaitu (a) perenialisme yang theologis – bernaung
dibawah supremasi gereja katolik. Dengan orientasi pada ajaran dan tafsir
Thomas Aquinas – dan (b) perenialisme sekuler berpegang pada ide dan cita Plato
dan Aristoteles.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar